Waktu dan Pustaka
Waktu berjalan dan tak pernah berhenti,
walaupun itu hanya sejenak. Waktu begitu berharga bagi manusia, karena selama
ini waktu menjadi pijakan atau pedoman dalam beraktifitas. Jika waktu yang
ditentukan meleset, maka hasilnya ialah sebuah kerugian. Hal ini dapat dilihat
pada proses belajar. Ketika proses belajar pada usia anak-anak adalah meniru,
maka pada usia itu, sedapat mungkin mereka harus dapat meniru.
Apabila proses didapat setelah masa kanak-kanak,
bisa dimungkinkan kedepannya proses belajar akan bejalan melambat. Hasil
keterlambatan itu terlihat ketika memasuki usia dewasa, terutama ketika
melakukan studi di perguraun tinggi. Karena di perguruan tinggi, semua ilmu
akan saling berkaitan dan kita tidak dapat mengandalkan satu bidang keilmuan
saja.
Akan tetapi, jangan cemas bila berada
pada posisi itu. Soekarno pernah berujar, “Demi mengejar waktu yang telah berlalu,
maka kita harus lari ke muka, lari mengejar waktu. Itulah satu-satunya jalan
untuk mengejar ketertinggalan.” Bagi seorang mahasiswa, dapat menejar
ketertinggalan dengan memperbanyak pustaka. Karena pustaka merupakan kebutuhan
pokok bagi mahasiswa yang tak lagi dapat ditawar.
Pustaka!
Memperbanyak pustaka layaknya menjadi
tugas dan keharusan bagi mahasiswa, apalagi jika buku-buku yang berada di
perpustakaan universitas tak memadahi. Maka kita harus beranjak ke perpustakaan
lainnya. Jika tak memadahi dan buku-buku terbatas, maka ketekuanan membaca kita
cuma akan menghasilkan kemajuan-kemajuan kecil. Bila seperti ini, maka itu
tandanya buku menjadi barang lux.
Keterbatasan putaka pun memberi akibat
negatif, yaitu berujung pada pembelajaran yang berulang-ulang. Hal itu sering
terjadi dengan penemuan-penemuan baru yang dihasilkan oleh orang-orang kita
yang di luar sana sudah terlebih dahulu ditemukan oleh orang lain. Maka, jika
kita telah berhasil memperoleh penemuan, janganlah bersombong diri dahulu.
Karena dimungkinkan ada orang di luar sana yang lebih dahulu sudah menemukan
hal yang sama.
Sekarang, nyatalah bila kemajuan intelek
seorang sangat dipengaruhi pustaka. Maka, bila ada mahasiswa Amerika yang cerdas
dan tekun akan lebih maju dibandingkan dengan mahasiswa Indonesia di Semarang
yang sama cerdas dan tekunnya. Maka tidak mengherankan apabila
mahasiswa-mahasiswa di luar sana yang seumuran dengan kita telah mempunyai
banyak perbendaharaan ilmu. Begitu.
Komentar
Posting Komentar