Ingatanku tentang Laut Bercerita
Di penghujung tahun 2017 aku membaca Novel Laut
Bercerita karya Leila S. Chudori. Buku yang cukup tebal ini menceritakan sebuah
perjuangan sekelompok mahasiswa yang sedang mengejar sebuah cita-cita,
memperbaiki keadaan Indonesia. Buku ini kubaca dalam waktu 2 minggu. Bagiku itu
waktu yang lama. Ya, inilah kemalasan yang belum bisa kubuang menjelang tahun
2018, belum bisa membaca buku secara, tepat, cepat, dan rutin.
Buku Laut bercerita dengan tokoh utama Biru Laut
adalah salah satu novel yang enak dibaca, mengalir, dan dapat membuatku menaruh
perhatian lebih kepada sekelompok mahasiswa yang dituduh akan mengancam
pemimpin negara ini pada masa itu. Ya, walapun aku belum pernah berada dalam
kondisi seperti mereka, tapi aku mencoba untuk membayangkan bagaimana mereka
disiksa, tidur terlanjang di atas balok es, diseterum serta pernah berjuang
menghindari operasi intel dengan merayap-rayap di ladang jagung.
Seperti buku Pulang karya Mbak Leila, cerita buku ini
tak melulu tentang persoalan penguasa dan rakyat yang peduli terhadap
negerinya. Di sini, ia juga membicarakan persoalan macam cinta, keluarga, persahabat,
solidaritas, dunia perkuliahan, dan soal memasak makanan, salah satunya adalah
memasak mie, makanan andalan para aktivis dari dulu hingga kini wkwkwkwk…
Bila membaca cerita ini aku mengingat buku karya Budiman
S, Anak-anak Revolusi edisi pertama yang bersampul putih dan bergambar mawar
merah. Hampir sama ceritanya, tentang para aktivis 98 yang tergabung dalam
sebuah partai. Bila belum baca, silakan baca dulu hehehe. Kini aku lagi
menunggu buku edisi kedua, udah terbit si namun aku belum kesampaian untuk
membelinya. Tapi, aku yakin, bila
berjodoh, buku itu akan menjadi temanku yang setia.
Kehilangan orang yang kita cintai pasti sangat
menyakitkan, apalagi bila tak tahu ada di mana dan masih hidup atau tidak?
Pasti akan menyisakan kesedihan yang berlarut-larut bagi yang ditinggal. Kita
tentu dapat membayangkan bagaimana perasaan keluarga Arya Wibisono yang setiap
Minggu sore menunggu Laut untuk makan bersama. Di meja makan selalu tersedia
empat piring, untuk Arya, Ibu Laut, Laut, dan Asmarajati. Mereka akan menunggu
selama limabelas menit, berharap Laut akan muncul dari balik pintu. Bila sudah
lewat limabelas menit mereka akan memulai makan. Begitu terus. Setiap Minggu
sore.
Ada ganjalan dihatiku saat hampir selesai membaca
karya ini, setelah ketemu penghianat bernama Gusti, kemana sosok satu ini?
Kenapa tiba-tiba hilang dalam penceritaannya? Apakah, mereka para korban serta
keluraga korban tak ingin mengetahui informasi dari Gusti? Tentu, sedikit
bnayak, ia mempunyai informasi mengenai beberapa korban yang belum kembali. “Apakah
Mbak Leila sengaja atau tak sadar akan hal ini ya.” Hal ini yang kini masih
kupertanyakan ketika sudah selesai membaca.
Novel ini, bagiku masih menyisakan kisah lanjutan,
karena hingga kini keluarga korban masih bergerak menuntut keadilan dengan
bentuk acara seperti Aksi Kamisan. Mungkin, jika akhirnya terungkap keadilan
yang sebenarnya, maka Mbak Leila atau siapa pun perlu menulis sebuah buku untuk
bagian setelah hilangnya para korban. Mungkin lho ya. Selesai.
Semarang, 01-01-2018
Penulis adalah pembaca tingkat sekolah dasar
Agen Judi MGMCASH88 Online Terbesar Dan Terpercaya Indonesia.
BalasHapusBergabunglah Bersama Kami Para Member Yang Setia Di MGMCASH88,
Bagi Anda Yang Belum mempunyai ID , Silahkan Melakukan Registrasi (Daftar).
Hanya 1 Rekening Anda Sudah Bisa Bermain Semua Game yang ada DI MGMcash88
Ini adalah list game yang ada di MGMcash88 :
- SBOBET BOLA
- SBOBET CASINO
- ION CASINO
- MAXBET
- TANGKAS 365
- 368bet
- SABUNG AYAM
- CBO855
Tersedia Game Baru kami Fish Hunter ( Tembak Ikan )
PROMO BANDAR ONLINE MGMCASH88 :
-Bonus Depo Bola 50%
-Bonus Cashback Bola 5% - 10%
-Bonus Depo Casino 3%
-Bonus Rollingan Casino 0.7%
-Bonus Referal Bola 3% MenangKalah teman
-Bonus Referal Casino 1% MenangKalah teman
Costumer Service 24 Jam Online :
Pin BBM : 7B2Ec260
Pin BBM khusus : mgmcash8
Whatsapp atau nomor sms :
+66615620266
YM : mgmcash88