Cerita Bahagia dari Eka

“Membuat senang kupikir hal yang lebih penting daripada apa pun,” kata si anak lelaki. “Percuma ia hidup jika tidak senang.” Petikan dari cerita pendek “Membuat Senang Seekor Gajah” telah membuat dua anak-anak mengabulkan keinginan seekor gajah untuk bisa masuk ke dalam kulkas. Demi membahagiakan gajah, kedua anak itu memutar otak agar gajah yang berukuran besar dapat masuk. Tanpa berpikir panjang, gajah dipotong dan dimasukkan ke dalam kulkas. Mereka merasa bahagia tanpa rasa salah dan sedih karena telah berhasil memasukkan gajah  dan mencabut nyawa gajah.

Di kumpulan cerita pendek Eka Kurniawan berjudul Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (2015) kebahagiaan lahir dan hadir di hadapan para pembaca lewat cerita-cerita yang ada di dalamnya. Kebahagiaan kadang melahirkan tawa tanpa sangka dan memperlukan sebuah pengorbanan seperti sebuah kematian, pertengkaran, hingga kekecewaan. 

Cerita pendek “Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi” barangkali menjadi cerita paling membahagiakan. Rencana menikah yang digadang-gadang Maya akan mengawali kebahagiaannya hancur seketika. 

Kepergian kekasihnya tepat pada malam sebelum menikah, menumbuhkan kekecewaan yang mendalam hingga membuat ia harus menginap di rumah sakit karena suatu percobaan bunuh diri. 

Kekecewaan Maya berujung pada kebahagiaan. Di rumah sakit, ia berkali-kali mimpi bertemu seorang laki-laki yang akan menjadi kekasihnya. Keyakinan akan mimpi itu, membawanya kabur dari rumah sakit menuju Pangandaran. Di sana, ia bertemu perempuan tua bernama Sayuri, nenek dari laki-laki yang sedang dicari Maya. “Kalian orang-orang tolol yang percaya pada mimpi. Ia pergi ke Jakarta seminggu yang lalu.” Begitu ucap Sayuri setelah lama mengobrol dengan Maya.

Perlu Pengorbanan
Pengorbanan demi kebahagiaan masih dapat kita baca pada cerita pendek “Setiap Anjing Boleh Berbahagia”. Simaklah kalimat kebahagiaan yang diperoleh seekor anjing yang lahir di selokan, “Ronin bahagia, sebab ada perempuan yang rela meninggalkan keluarga demi seekor anjing. Ronin bahagia sebab meraih mimpi paling liar seekor anjing selokan....” Ibu Raya mengatakan bahwa memelihara anjing dilarang oleh agama karena najis dan bila berada di rumah, maka rumah itu tidak akan dimasuki oleh malaikat. Mimpi Raya untuk memelihara anjing sudah lama, bahkan dia memutuskan kuliah di luar negeri dan mencoba tak bergantung pada orang tuanya demi mewujudkan impiannya. 

Tak semua impian dapat direngkuh dan dapat diwujudkan walaupun hanya untuk sekadar memelihara seekor anjing. Raya mencoba menerobos batas-batas agama yang dipercayai oleh ibunya demi untuk memperoleh kebahagiaan. Keinginan ibunya seakan-akan terkabul karena walaupun ia telah menikah dengan seorang laki-laki yang diharapkan dapat memperbolehkannya memelihara anjing, namun Nuno, suaminya tak mengizinkannya sebab anjing menggonggong berisik. 

Kebahagiaan menjadi idaman bagi setiap manusia. Mereka rela berikhtiar sekeras apa pun untuk memperolehnya, walau harus menerobos aturan agama, meninggalkan keluarga,  mempercayai mimpi, dan mengorbankan sebuah nyawa. Apakah ini kebahagiaan yang dipaksakan sehingga harus menerobos batas? Mungkin itu hanya berlaku bagi sebagian orang saja. Karena banyak orang di negeri ini yang merasa bahagia hanya dengan menyukuri apa yang telah ada.

Cerita pendek karya Eka tak berbelit dan tak banyak memakai bahasa akrobatik. Ia memberi pembaca sebuah cerita yang tak diduga-duga hingga membuat pembaca tertawa heran akan pengisahannya. Penulis beranggapan bahwa cerita ini dihadirkan Eka hanya untuk membuat para pembaca bahagia.[]


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer