Berawal dari Pendidikan



                                                                             
Description: C:\Users\Aklis Zain\Pictures\buku guru gokil murid unyu.jpgGuru dan murid merupakan dua insan yang saling melengkapi dalam proses pembelajaran, khususnya di ruang kelas. Awal pendidikan bagi para anak ialah dimulai dari umur tiga hingga tujuh tahun. Di usia itulah masa peka dan jiwa mereka akan mudah menerima pengalaman baru, baik yang buruk atau tidak. Dan hal itu juga akan dibawanya menjadi bekal pengalaman hidupnya hingga ia tumbuh menjadi dewasa.
K.H. Dewantara mengungkapkan bahwa alam pendidikan manusia ada tiga yang terangkum dalam “Sistem Tripusat”, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pemuda. Alam keluarga menjadi alam pertama bagi manusia untuk belajar, hal itu wajar karena pada alam ini, anak-anak pertamakali dikenalkan dengan sesuatu yang berada di lingkungan sekitarnya. Maka pengaruh dari pendidikan awal ini sangat vital.
Buku Guru Gokil Murid Unyu, ialah salah satu buku yang ingin memberitahukan hal-hal yang terpenting dan tidak penting dalam kehidupan ini. Yang tak hanya terpaku dalam soal guru dan murid saja, buku ini juga memberikan koreksi terhadap penyelengaraan pendidikan, serta pencerahan hidup untuk menuju kehidupan yang bahagia. J. Sumardianta sebagai seorang pencipta buku ini dan seorang guru yang telah lama bergelut dengan dunia pendidikan. Selain itu, buku ini munculnya tepat pada masanya, menjelang pergantian kurikulum.
Pendidikan
Jika sudah berstatus menjadi guru, maka tidak bisa tidak orang tersebut harus bergelut dengan komponen dalam pembelajaran seperti siswa, materi, metode, pendekatan, serta beberapa perangkat lainnya. Menjadi guru bukan perkara yang mudah selain komponen tadi, masih banyak yang harus dikerjakan dan diperhatikan. Salah satunya ialah mengajar siswa. Disini, tidak hanya sekedar mengajar, guru juga harus dapat menyesuaikan dengan murid serta membuat inovasi-inovasi yang baru.
Guru medioker, seperti yang disebut Sumardianta merupakan sebuah contoh yang diberikan pada pendidik yang tak mengetahui terhadap kebutuhan siswa di era ini. Anggapan bahwa murid merupakan kertas putih bersih, harus mulai dihapuskan. Karena melalui kecepatan pertumbuhan teknologi, semua informasi dapat diakses dengan mudah. Dengan adanya hal seperti ini, maka secara posisi peran guru berubah menjadi fasilitator.
Dengan adanya kemajuan teknologi yang tiada henti serta globalisasi dan modernisasi menyebabkan anak-anak menjadi generasi alay, hedonis, dan pragmatis. Generasi seperti inilah yang harus ditakutkan, karena kebanyakan orang seperti ini tak mau berusah lebih keras. Hal tersebut terbukti pada mahasiswa yang berlatar belakang mampu dan tidak. Semua itu terlihat pada semangat mereka untuk memperoleh intelektual.  
Bila sudah tahu akan hal seperti ini, maka ini adalah tugas dari orang-orang yang bergerak dalam dunia kependidikan seperti orangtua, guru, kepala sekolah, dan lainnya. Namun lagi-lagi guru menjadi aktor penting di dalamnya. Dan pikiran yang harus dipunyai seorang guru ialah mempunyai pemikiran bahwa “semua manusia itu tak ada yang bodoh”.
Kebahagiaan
Kebahagiaan telah menjadi idaman dikalangan semua manusia, baik itu miskin ataupun kaya. Namun, jalan untuk meraih kebahgiaan itu pun mereka raih dengan jalan berbeda-beda. Kebahagiaan ala Arvan Pradiansyah yang dipaparkan di buku ini yaitu: sabar, Syukur, bersahaja, kasih, memberi, memaafkan, dan pasrah. Ketujuh paparan ini tak bisa melekat pada diri kita seketika. Butuh proses dan latihan rutin yang harus dijalani.
Bahagia tak lain ialah dapat menikmati hidup dengan sesungguhnya. Ketika bersosial pun kita juga akan memandang semua kalangan sama, tak membedakan statusnya. Bahagia merupakan layaknya puncak dari kehidupan, ia mampu membuat semua hubungan manusia menjadi harmonis, semua manusia bersaudara. Namun bahagia tak bisa luput dati pendididikan. Dengan demikian, maka untuk mendapat kebahagiaan kita harus memperoleh pendidikan yang mapan dan tepat. Begitulah pentingnya pendidikan. Menetukan semua yang kemudian bermuara pada kebahagiaan.
Isi dari buku ini sangat inspiratif, cocok dibaca bagi para calon guru dan seorang guru karena menyesuaikan pendidikan masa kini dan mengajarkan kita akan kebahagiaan hidup. Adapun yang masih kurang dari buku ini adalah penulisan yang fontnya masih belum sama satu dengan lainnya. Seharusnya pada percetakan yang ketiga ini buku ini lebih sempurna lagi. Sekian.(Aklis_Zain)
Sore, 17:53. 9/11/2013

Komentar

Postingan Populer